Saturday, December 8, 2012

Kubersyukur Mengenalmu, Sir


Dedicated to Pak InoYuwono

Selasa, 4 Desember 2012, sekitar pukul 10.15 aku membuka Facebook, membaca news feed. Mas Dimas Aryo memberitakan bahwa pak Ino telah berpulang. Kaget. Aku tahu ini bukan hoax, karena mas Aryo sendiri yang menulis di FB. Kubuka Twitter, pak @bukik memberitakan hal yang sama. “Oh my God....i can’t belive this...”, aku teriak dalam hati. Aku tidak bisa menahan air mata...

Aku memang tidak secara intens berinteraksi dengan pak Ino, aku hanya diajar pada kuliah Asas-asas Manajemen, Psikologi Industri dan Organisasi (bersama pak Bukik), dan Model Pengambilan Keputusan (bersama pak Seger).

Pengalamanku berinteraksi dengan pak Ino sangat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan teman-teman yang memilih peminatan PIO, sedangkan aku memilih Klinis. Pengalaman yang tidak aku lupakan adalah ketika aku masih semester II, pertengahan tahun 2007. Aku yang saat itu menjadi ketua panitia Welcome Party UKMKK, bermaksud meminta pak Ino menjadi donatur. Aku dan Esther, (dengan takut-takut), masuk ke ruangannya pak Ino. Pak Ino menolak mentah-mentah proposal kami. Saat itu yang ada di pikiranku, wah pelit amat dosen ini. Tapi belakangan aku baru menyadari, itu cara pak Ino agar kami berusaha. Penolakan proposal itulah, yang kemudian membawaku pada pengalaman berjualan, mulai dari di acara wisuda sampai di pasar, tanpa gengsi. Pak Ino bisa saja memberi sumbangan, tapi itu tidak mendorong kami untuk berusaha.

Rabu, 5 Desember 2012, ketika kami (saya, Phebe, & Ni Putu) melayat ke Adi Jasa, kami sempat berbincang sedikit dengan bu Liliek, istri pak Ino. Bu Liliek mengatakan, “Pak Ino tidak mau ketika meninggal merepotkan orang”. Kepergiannya yang mendadak dan di rumah, mungkin inilah yang dikehendakinya.

Dalam hati, aku menyesal mengapa dulu tidak mengambil lebih banyak mata kuliah yang diasuhnya, mengapa aku tidak berinteraksi lebih banyak, mengapa aku ikut-ikutan menganggap beliau killer. Aku sebenarnya berencana tahun depan akan melanjutkan kuliah Magister Profesi, dan mengambil peminatan PIO. Sejujurnya, aku memilih PIO salah satunya juga karena ada pak Ino,  aku penasaran dan ingin belajar banyak dan berdiskusi dengan beliau, termasuk tentang filsafat & sejarah, yang baru akhir-akhir ini aku tertarik. Tapi ...

Semua sedih, semua merasa kehilangan... tapi tentu pak Ino tidak ingin kita bersedih terlalu lama.. Lagu berjudul “With You in Your Dreams” dari Hanson, sepertinya cocok menggambarkan apa yang pak Ino ingin sampaikan kepada kita...

“If I’m gone when you wake up, please don’t cry. And if I’m gone when you wake up, it’s not goodbye...”
“And though my flesh is gone, I’ll still be with you at all times.
And though my body is gone, I’ll be there to comfort you at all times...”
I don’t want you to cry and weep, I want you to go on livin’ your life.
I’m not sleep an endless sleep, ‘cause in your heart you all have good times”

Kini, aku masih meneteskan air mata, tapi bukan air mata kesedihan lagi, melainkan air mata haru. Aku percaya pak Ino berbahagia di tempat terindah. Apalagi Gusti Allah memanggil pak Ino di saat yang indah, masa Advent. Aku percaya pak Ino bangga pada kita yang sudah berhasil, maupun yang masih berusaha, dan yang mengerjakan PR darinya. Aku bersyukur, mengenal sosok yang berintegritas, walau hanya sekejap  :’)

Nanti jam 10, akan diadakan upacara penghormatan terakhir untuk pak Ino di fakultas.. Aku dan teman-teman SK3 akan menyanyikan lagu kesukaan pak Ino, yang kebetulan juga lagu kesukaanku, yang biasa aku nyanyikan ketika aku sedang membutuhkan kekuatan... Mazmur 23  :’)  



Rest in peace Sir Christophorus Daniel Ino Yuwono :’)

Sabtu, 8 Desember 2012. 
2:32 dini hari